Kamis, 29 September 2011

Kelompok Diskusi Teori Membaca

Kel 1: Membaca Nyaring dan Membaca Batin
Kel 2: Membaca Permulaan dan Membaca Lanjut
Kel 3: Membaca Intensif dan Membaca Ekstensif
Kel 4: Membaca Kritis
Kel 5: Membaca Cepat, Skimming dan Scanning
Kel 6: Membaca SQ3R
Kel 7: Membaca SAVI
Kel 8: Membaca Pemahaman
Kel 9: Pembelajaran Membaca Pemahaman
kel 10: Penerapan Pembelajaran Membaca di Sekolah

referensi: Hernowo. 2001. Mengikat Makna: Kiat-kiat Ampuh untuk Melejitkan Kemauan plus Kemampuan Membaca dan Menulis Buku. Bandung: Mizan
_______. 2003. Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza: Rangsangan Baru untuk Melejitkan “Word Smart. Bandung: Mizan
_______. 2005. Quantum Reading. Bandung: Mizan.
Keraf, Gorys. 1989. Komposisi. Nusa Dua: Flores.
Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru.
Soedarso. 2001. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Somadayo, Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suyatmi dan Yant Mujiyanto. 1998. Membaca: Perjalanan Menuju Insan Cendekia. Buku ajar UNS Surakarta.
Suyatmi. 1998. Membaca I. Buku ajar UNS Surakarta.
Suyatmi dan Yant Mujiyanto. 1998. Membaca II. Buku ajar UNS Surakarta.
Suyatmi dan Yant Mujiyanto. 1998. Membaca III. Buku ajar UNS Surakarta.
Tampubolon, DP. 2008. Kemampuan Membaca Teknik, Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.
Wainwright, Gordon. 2006. Speed Reading Better Recalling. Jakarta: Gramedia.

Senin, 19 September 2011

RMP teori membaca semester 1



Pertemuan 1-3  : Mengenal, mendalami, dan menjelaskan tentang keterampilan berbahasa, empat keterampilan berbahasa, pengertian membaca dari berbagai tokoh, merumuskan hakikat membaca,  dan menyebutkan tujuan, manfaat, serta motivasi  membaca.
Pertemuan 4-9  : Mendeskripsikan berbagai jenis keterampilan membaca dan strategi mengajarkannya
Pertemuan 10-11  : Mengidentifikasikan faktor-faktor penunjang dan penghambat membaca dan kecepatan membaca
Pertemuan 12-13  : Menghitung dan mengukur kecepatan membaca, kemampuan pemahaman, dan kemampuan membaca serta mempraktikkan teknik mengingat.
Pertemuan 14  : Mendalami keterampilan membaca sehingga paham dan terampil membaca dengan benar dan efektif, serta dapat menyusun cara mengajarkan keterampilan membaca kepada siswa.

Kamis, 15 September 2011

Pesta Lomban di Pantai Kartini Jepara



Berawal Dari Pesta Nelayan

Pesta lomban di Jepara pada awalnya adalah pestanya masyarakat nelayan di wilayah kabupaten Jepara. Namun dalam perkembangan pesta ini tak hanya menjadi milik masyarakat Jepara. Pesta ini merupakan puncak acara dari pekan syawalan yang diselenggarakan pada tanggal delapan Syawal atau satu minggu setelah Idul Fitri.

Pesta lomban oleh masyarakat Jepara sering disebut sebagai bada lomban atau bada kupatan. Disebut bada kupat karena pada saat itu masyarakat Jepara merayakan dengan memasak kupat dan lepet disertai rangkaian makanan yang lezat seperti opor, ayam, rendang daging, sambal goring, dan lain-lain. Kupat adalah makanan tradisional yang tidak asing bagi masyarakat Jawa Tengah. Terbuat dari beras yang dibungkus daun kelapa muda (janur), kupat memiliki cita rasa lezat. Sedangkan lepet hampir seperti kupat tetapi terbuat dari ketan yang disertai parutan kelapa dan diberi garam. Berbentuk bulat lonjong, lepet memiliki rasa lebih gurih dan dimakan tanpa lauk.

Selain hidangan khas bada kupat dengan kupat lepetnya, masyarakat Jepara masih menyediakan aneka macam makanan kecil. Sedangkan anak-anak merayakan hari raya ini dengan memakai baju warna-warni dan siap untuk “berlomban-ria” di Pantai Kartini Jepara sebagai pusat keramaian pesta lomban.

Istilah lomban oleh sebagian masyarakat Jepara disebutkan dari kata “lomba-lomba” yang berarti masyarakat nelayan masa itu bersenang-senang melaksanakan lomba-lomba laut yang seperti sekarang masih dilaksanakan setiap pesta lomban. Namun ada sebagian mengatakan bahwa kata lomban berasal dari dari kata “lelumban” atau bersenang-senang. Semuanya mempunyai makna yang sama yaitu merayakan hari raya dengan bersenang-senang setelah berpuasa ramadhan sebulan penuh.



Pesta Lomban Zaman Dahulu

Pesta lomban itu sendiri telah berlangsung lebih dari 1 (satu) abad yang lampau. Berita ini tersumber dari tulisan tentang lomban yang dimuat dalam kalawarti/majalah bahasa melayu bernama “Slompret Melayu” yang terbit di Semarang pada paruh kedua abad XIX edisi tanggal 12 dan 17 Agustus 1893. Koran ini menceritakan keadaan lomban pada waktu itu, dan teryata tidak berbeda dengan apa yang dilaksanakan masyarakat sekarang. Diceritakan dalam pemberitaan tersebut, bahwa pusat keramaian pada waktu itu berlangsung di Teluk Jepara dan berakhir di pulau Kelor. Pulau Kelor sekarang adalah komplek Pantai Kartini atau taman rekreasi pantai Kartini yang kala itu masih terpisah dengan daratan di Jepara.

Karena pendangkalan, maka lama-kelamaan antara pulau Kelor dan daratan Jepara bergandeng menjadi satu. Pulau Kelor dahulu pernah menjadi kediaman seorang melayu yang bernama “cik Lanang”. pulau ini dipinjamkan oleh pemerintah Hindia Belanda kepada cik lanang atas jasanya dalam membantu Hindia Belanda pada perang di Bali.

Pesta lomban kala itu memang saat-saat yang menggembirakan bagi masyarakat warga nelayan di Jepara. Pesta ini dimulai pada pagi hari saat matahari mulai menampakan cahayanya. Peserta lomban telah bangun dan menuju perahu masing-masing. Mereka mempersiapkan “amunisi” guna dipergunakan dalam “perang teluk Jepara” baik amunisi logistik berupa makanan dan minuman maupun amunisi perang berupa ketupat, lepet. dan kolang-kaling. Untuk meramaikan dibawa pula petasan sehingga suasananya ibarat perang masa sekarang.

Keberangkatan armada perang ini diiringi dengan gamelan Kebogiro, bunyi petasan yang memekakkan telinga, dan peluncuran “peluru” kupat dan lepet dari satu perahu ke perahu yang lain.

Sesuai pertempuran para peserta pesta lomban bersama-sama mendarat ke pulau Kelor untuk makan bekalnya masing-masing. Di samping makan bekalnya situasi di Pulau Kelor tersebut ramai oleh para pedagang yang juga menjual makanan dan minuman serta barang-barang kebutuhan lainya.

Selain pesta-pesta tersebut, parta nelayan peserta pesta lomban tak lupa lebih dahulu berziarah ke makam Cik Lanang yang dimakamkan di pulau Kelor tersebut.



Pesta Lomban Sekarang

Pesta lomban masa kini benar-benar telah menjadi milik warga masyarakat Jepara. Hal ini nampak dari antusiasme masyarakat Jepara dalam menyambut pesta lomban. Dua atau tiga hari sebelum pesta lomban berlangsung pasar-pasar di kota Jepara nampak ramai seperti ketika menjelang Idul Fitri. Ibu-ibu rumah tangga sibuk mempersiapkan pesta lomban sebagai hari raya kedua. Pedagang bungkusan kupat dengan janur (bahan pembuat kupat dan lepet) juga menjajakan ayam guna melengkapi lauk-pauknya.

Malam sebelum pesta Lomban, beberapa Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Jepara menjadi tempat pementasan wayang kulit semalam suntuk bagi para nelayan setempat. Barulah keesokan harinya pesta lomban dimulai dari TPI Kelurahan Ujungbatu, dengan puncak acara pelarungan sesaji. Maksud hari upacara pelarungan ini sendiri, merupakan ungkapan rasa terima kasih kepada Allah SWT, yang melimpahkan rezeki dan keselamatan kepada warga masyarakat nelayan selama setahun dan berharap pula berkah dan hidayah di masa depan.

Pesta lomban berlangsung sejak jam 06.00 WIB dimulai dengan upacara pelepasan sesaji yang telah dipersiapkan sebelumnya. Upacara ini dipimpin oleh pemuka agama Kelurahan Ujungbatu, dihadiri oleh Bupati Jepara, Muspida, dan para pejabat tingkat kabupaten lainnya. Sesaji terdiri dari kepala kerbau, kupat-lepet, dan jajan pasar lengkap. Seluruh sesaji ditempatkan dalam miniatur perahu yang terbuat dari rakit dan kertas.

Sesaat setelah doa dipanjatkan, sesaji kemudian diangkat oleh para nelayan ke perahu pengangkut. Diiringi Bupati Jepara bersama Muspida dan rombongan lain. Sesaat setelah sesaji dinaikkan, diikuti bupati dan rombongan, perahu segera diberangkatkan ke tengah lautan, menuju ke Teluk Jepara. Puluhan, bahkan ratusan perahu nelayan yang rata-rata dipenuhi penumpang, langsung mengikuti perahu utama pengangkut sesaji. Sedangkan dari Pantai Kartini diberangkatkan KMP. Muria yang telah dipenuhi penumpang yang merupakan pengunjung Pantai Kartini. Untuk mempersiapkan melakukan perang laut, mereka telah membawa amunisi kupat-lepet.

Pada tempat yang telah ditentukan di Teluk Jepara, iring-iringan perahu dari TPI Ujungbatu bertemu dengan KMP Muria. Lokasinya berada sekitar 15 menit perjalanan laut, di arah barat laut dari Pulau Panjang. Di lokasi itu, pemuka agama di perahu pembawa sesaji kembali memimpin doa sebelum akhirnya sesaji yang telah berada di dalam rakit berbentuk perahu, dilapaskan ke laut.

Begitu rakit dilepaskan, ratusan orang berlompatan dari perahu masing-masing dan berenang mendekati sesaji. Seluruh sesaji langsung menjadi rebutan. Pada saat inilah perang dengan amunisi kupat-lepet dilakukan di tengah laut. Penunpang di tiap perahu melemparkan kupat-lepet yang telah dibawa ke perahu lain, aksi saling balas berlangsung sampai rombongan bupati merapat ke Pantai Kartini, yang menjadi puncak keramaian.

Saat turun dari KMP Muria, penumpang kembali mendapat kejutan di Pantai Kartini dengan lemparan kupat-lepet dari pengunjung lain yang telah menunggu di dermaga. Aksi saling lempar ini berlangsung beberapa saat sampai pengunjung membubarkan diri untuk menikmati aneka hiburan yang ada di pantai Kartini. Pengunjung yang bisa mencapai 60 ribu orang juga bisa menikmati kegiatan lomba-lomba yang dilakukan nelayan setempat.

Belakangan, pesta lomban dimeriahkan dengan festival kupat-lepet, yakni pertunjukan berabagai macam kesenian yang diakhiri dengan rebutan kupat-lepet. Kupat-lepet yang disediakan berjumlah sesuai tahun pelaksanaan lomban. Kedua jenis makanan ini ditata dalam dua gunungan berbeda. Begitu pertunjukan usai, pengunjung diperkenankan berebut kupat-lepet sehingga bisa dimakan.

Pengunjung yang tidak mengikuti acara ini memilih beristirahat dan makan bekal yang telah dibawa dari rumah.
sumber:http://www.jeparakab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=464&Itemid=587

Senin, 12 September 2011

Quantum Reading


Quantum Reading: Cara cepat nan Bermanfaat Munculnya Potensi MembacaQuantum Reading: Cara cepat nan Bermanfaat Munculnya Potensi Membaca by Hernowo

My rating: 4 of 5 stars


buku yang menginspirasi kita untuk lebih cinta membaca



View all my reviews




Quantum Reading (QR) dan 5 (Lima) Langkah Dalam Latihan Membaca

Dalam dunia pendidikan terdapat pendekatan baru dalam sistem membaca yang terkenal dengan "QUANTUM READING" . Secara termenology Quantum adalah interaksi antara potensi otak, fikir dan energi dalam membaca sehingga bacaan itu menjadi cahaya bagi si pembaca.

5 (Lima) Langkah dalam latihan membaca :

1. JADILAH PELAJAR YANG INGIN TAHU
QR merupakan pertanyaan sebelum anda memulai membaca tanyakan pada diri anda
- Tentang apa yang saya baca
- Manfaat apa yang saya ambil
- Bagaimana saya dapa menggunakan dan mengamalkan bacaan ini "Ingat otak cerdas selalu ingin tahu"

2. MASUKKAN KEADAAN KONSENTRASI TERPUSAT
Membaca cepat menuntut konsentrasi tinggi, atur agar buku anda berdiri di atas meja, duduk tegak, pejamkam mata, dan tarik nafas dalam-dalam pikirkan tempat yang damai/menyenangkan, putar mata ke atas dan ke bawah, buka mata, dan lihat buku anda.

3. SUPER SCAN
Super scan adalah membaca paling cepat, dengan cepat lalui setiap halaman dengan melihat halaman sekaligus, biarkan jari-jari anda bermain. Lakukan beberapa kali untuk mengakrabkan diri anda dengan materi sehingga mempunyai gambaran tentag apa yang di bahas buku tersebut,
Saat anda melakukan super scan tetap tanyakan pada diri anda
a. Kira-kira buku ini tentang apa?
b. Apa artinya bagi saya?
c. Mengapa ini penting?

4. MEMBACA
Sekali lagi masuk membaca, saat mulai membaca ikuti baris demi baris, paksa diri anda dengan membaca sedikit lebih cepat, anda dapat melipat gandakan kecepatan membacaan hanya dengan menggunakan jari-jari sebagai penuntun visual (mata)

5. MENGULANG
Buatlah peta pikiran untuk hal yang baru saja anda baca. Ini akan merekatkan pembelajaran dalam memori otak anda dan meningkatkan pemahaman terhadap materi. Kelak anda menggunakan peta pikiran ini untuk mengulang dalam menghadapi ujian.
Pelajar AUDITORIAL mendapat manfaat dengan membicarakan dan menceritakan orang lain atau kepada diri sendiri.

sumber: http://organisasi.org/quantum-reading-qr-dan-5-lima-langkah-dalam-latihan-membaca

lebih lanjut, Quantum Reading membahas mengenai konsep-konsep dan teknik-teknik membaca, khususnya membaca buku. Ada dua bagian bahsasan besar dalam buku ini :

1. Konsep-konsep terkait membaca buku

Dalam bagian ini dijelaskan mengenai AMBAK, manfaat membaca buku, sugesti dan paradigma, imajinasi, meningkatkan daya ingat, melibatkan seluruh indra, dan Mind Mapping.

Mengenai AMBAK, paradigma dan Mind Mapping. AMBAK adalah akronim dari Apa Manfaatnya Bagi Ku?. Yup, inilah yang dapat menggerakkan kita ketika akan melakukan kegiatan membaca buku. Ini yang dapat menumbuhkan motivasi dari dalam diri kita. Disebutkan ada jenis motivasi, yaitu motivasi internal dan eksternal. Yang akan awet dan tahan lama adalah motivasi internal. Bagaimana caranya menumbuhkan motivasi internal ini ? Ya, dengan AMBAK. Saya akan meringkasnya menjadi beberapa tahap :

a. Daftar segala manfaat yang akan kita peroleh ketika membaca buku. Tulis sebanyak-banyaknya.

b. Lontarkan pertanyaan terhadap manfaat tadi, hingga kita mendapat jawaban yang spesifik dan detail.

Misal : “ Membaca menambah pengetahuan.”

Q : pengetahuan apa? Yang seperti apa? Memangnya mengapa harus berpengetahuan ?

A : Saya ingin menambah pengetahuan mengenai pemikiran-pemikiran orang lain, sehingga saya bisa melihat paradigma orang lain dan dapat saya tambahkan dengan pemikiran saya. Oleh karena itu, saya akan lebih terbuka dan kritis dalam memandang sesuatu.

Jawaban yang spesifik ini yang menurut Hernowo, dapat membuat kita lebih termotivasi dalam melakukan kegiatan membaca.

Lalu mengenai Paradigma, kita harus merubah pradigma kita tentang membaca. Tumbuhkan pandangan-pandangan positif tentang membaca. Misal : Membaca itu menyenangkan. Apabila pikiran kita selalu dipenuhi hal-hal positif, maka kita akan lebih dapat memaknai kegiatan membaca kita.

Mengutip perkataan Steven Covey, “ Jika saya ingin mengubah suatu keadaan, maka saya harus mengubah diri saya terlebih dahulu. Saya harus mengubah paradigma saya terlebih dahulu.”

Ingin saya tambahkan, sebetulnya perkataan Steven Covey tadi seperti yang tercantum dalam Al-Quran di surat ke-13, yaitu Ar-Ra’du, ayat 11:

“..Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaanyang ada pada diri mereka sendiri. ..”

Lalu berikutnya adalah mengenai Peta pikiran (mind mapping). Ternyata kekuatan peta pikiran ini luar biasa. Manfaatnya untuk keperluan mendaftar tugas2, mendeskripsikan proyek, keperluan menulis, brainstorming ide, keperluan membaca (mengikat makna).

Ya.. Mengikat makna, inilah yang sangat penting dalam kegiatan membaca. Mengikat makna adalah suatu bentuk pemahaman kita terhadap apa yang telah kita baca. Salah satu caranya adalah dengan menulis. Inilah yang dicontohkan oleh Pak Hernowo kepada para pembaca buku, untuk dapat menuliskan gagasan penting dari materi yang telah dibacanya.

Akan sangat rugi jika kita setelah membaca tidak mendapatkan apa-apa, takutnya udah keburu lupa. Oleh karena itu, dengan menuliskannya, kita telah berusaha untuk memahami dan menuliskan gagasan sang penulis di kertas lain dengan kata-kata kita sendiri. Termasuk yang saya tulis ini, sebagai bentuk mengikat makna dari buku Quantum Reading.

2. Teknik praktis membaca buku

Pada bagian kedua ini Pak Hernowo mengumpulkan teknik-teknik mengenai membaca dari berbagai pakar dan sumber lainnya. Diantaranya adalah Gaya membaca Accelerated Learning, SAVI, dan Learning revolution,

Yang paling menonjol bagi saya adalah teknik SAVI (Somatis, Audiotori, Visual, Intelektual).

Jadi somatik itu, dalam membaca buku, libatkan anggota tubuh kita yg lain. Jangan hanya duduk, cobalah berdiri, lalu gerakkan tangan kita dan kaki kita sebagai bentuk istirahat otak kita saat membaca.

Audiotori, coba baca dengan mengeraskan suaru pada kalimat2 yang menurut kita sulit dicerna. Hal ini dapat membantu kita dalam memahami, karena kita menggunakan indra pendengaran kita juga.

Lalu Visual. Berimajinasilah saat kita membaca, membayangkan makna dari kalimat-kalimat yang kita baca.

Terkahir adalah Intelektual. Gunakan sikap kritis kita dalam menanggapi ide atau gagasan sang penulis. Apakah kita setuju atau bertentangan dengan pemikiran kita. Hal ini membantu kita meningkatkan pemahaman terhadap materi buku itu. Lebih baik lagi kita tuliskan kembali (ikat makna) untuk lebih mempertajam pemahaman kita.

Template by:

Free Blog Templates