Nama-Mu Dalam Ratapku
Desiran langkah terseok
Kutelusuri lorong-lorong waktu
Memicu seribu hasrat
Menyingkap tabir malam
Lalu disana,……
Padang hampa terbentang
Hanya kerikil tajam terserak
Dimana kutemukan
Jiwa terdampar lesu
Bersama butiran pasir
Tuhan,……
Walau kini ku sadar
Jiwa gersang tanpa rahmat-Mu
Hati tandus tanpa iman
Namun izinkanlah
Kusebut nama-Mu
Dalam ratapan rinduku
Karna kutahu
Engkau Maha Pengampun
Anieka Jaya
Ngawi
Beku
Luka yang digores
Tinggal jahitan jarum
Luar halus dalam kasar
Tak ada yang tau
Kain sobek kumal
Tetap saja kau pakai
“Ntar aja ach!, gak apa-apa.”
Itu s’lalu kau bilang
Buka jendela saja tak mau
Apalagi buka pintu
Tertutup kau kunci
Rapat
Pengap
Penuh misteri
Tapi aku tau
Kalau kau itu
Beku
Solo, 0140905
Nie_6,
Bila Alqur’an Bisa Bicara
Sentuhlah Aku kembali ……….
Baca dan pelajari lagi aku……
Setiap datangnya pagi dan sore hari
Seperti dulu …….. dulu sekali…..
Waktu engkau masih kecil, lugu dan polos
Disurau kecil kampungmu yang damai
Jangan aku engkau biarkan sendiri.
Dalam Bisu dan sepi.
Maha benar Allah, yang maha perkasa lagi maha bijaksana.
Siti kalimah,079
\
Cinta Bukan Harapan
Bilamana angin datang menerpaku…..?
Saat itulah aku terpaku…
……Akankah kau mengerti
....Derita yang ada di hati…
Ingin ku gapai hatimu…
…Dengan berjuta-juta kalbu
Hati yang beku karena menunggu…
Sebuah harapan yang layu…
Mungkinkah kau tahu……?
Apa yang aku mau….
Hanya cinta darimu
…….Bukan harapan yang palsu….
Nur Ayu
KAU DAN AKU
Saat Ku terjatuh
Kau ada dalam setiap renungku
Saat Ku berada diatas
Kau ada dalam setiap pikiranku
Berlumur dosa
Aku sekarang
Menunduk saja
Aku terkadang
Engkau membuat diriku
Menjadi tlah sempurna
Saat kudekat dan tak merasa jauh
Engkau membuat diriku
Menjadi tlah tenang
Saat ku menunduk dan memanjatkan doa
Gema seruanMu
Mengingatkan diriku pada Satu
Begitu kecil Aku dihadapanMu
Arum Widyastuti/058
Alam Indonesia
Pesonamu yang kulihat begitu indah
Keindahanmu membuatku terhanyut
Aku menjadi terpana
Aku ingin meronta
Menyaksikan keagungan ciptaan Tuhan
Akankah kudapat menikmatinya
Selama nafasku berdesah
Selama darah aku mengalir
Hinga tubuhku terhanyut terbungkus tulang.
Muh. Engding(100)
Ibu ……..
Baru kusadari
Betapa berarti seorang ibu
Dari kecil hingga sekarang
Dari hari ke hari
Tanpa kenal lelah
Tuk beri aku kasih sayang, cinta dan segalanya
Aku lalai….
Aku khilaf….
Tlah lupakan pengorbanan dan kasihmu
Petuahmu selalu kuabaikan
Tuk jadi anak kebanggan orang tua
Nusa, dan bangsa
Apa yang telah kau beri
Tak mungkin terbalas
Dengan harta, intan ataupun permata
Hanya doa dan harapan
Semoga Tuhan memberi kesehatan
Untuk ibu tercinta
Terima kasih ibu…
Aku akan berusaha
Jalani yang terbaik
Untuk raih cita-cita
Lukci Puspita sari/111
0 comments:
Posting Komentar
silahkan comment di sini