Rabu, 19 Oktober 2011

JIHAD NAFKAH

pagi berselimut embun
menghadang sang jantan untuk berteriak...
suara khas alarm alam
merdu di telingaku, seolah membisiki selaput gendang telinga
untuk terhenyak menyapa sang pencerah alam

apa mungkin ini telah esok?
kalau iya... mengapa aku tak segera berjihad?
jihad melawan malas,
jihad melawan kantuk,
jihad melawan nafsu marah karena kantuk,
jihad melawan semua yang memerangi kemuliaan
untuk bersimpuh dihadapan sang khalik, sang pembawaku ke jalan kemuliaan.

sujud pertama, aku merasa mendekati pintu firdaus-Mu
sujud kedua, aku merasa ada di altar-Mu.

sungguh hal yang tak kusangka, dalam setiap sujudku
aku merasa semakin dekat dengan-Mu

setelah kenikmatan itu...
aku teringat bahwa jihad yang sesungguhnya adalah perang...
perang melawan kemiskinan dan kehinaan dihadap-Mu atau pun di hadap-Nya
ak sadar, wujud jihad yang nyata adalah nafkah lahir dan batin untuk anak dan istriku
karena mereka lah yang selama ini menjadi hembusan setiap napasku

apalagi  napuh kecilku, dimatanya ada harapan besar
harapan masa depan manikam yang indah
indah bagaikan manik-manik kehidupan
itu kata para pujangga-pujangga dalam antologi puisi

hatiku kadang bangga, kadang sedih, kadang terharu, kadang tertawa
apakah ini nyata?
iya....ini nyata, fana, diombang-ambing oleh godaan dajal
mungkin inilah yang dimaksud mukadimah menuju kemuliaan

kalau aku disuruh memilih, aku akan memilih sebuah tantangan
tapi hidup ini bukan pilihan, melainkan tuntutan
mungkin jihadku ini adalah awal menuju kemuliaan,
Tuhanku tahu, kemana Hambanya mau berjihad


19/10/11
manikam kecil yang selalu di hati

0 comments:

Posting Komentar

silahkan comment di sini

Template by:

Free Blog Templates