Selasa, 22 November 2011

MEMAHAMI KONSEP MENYIMAK

MEMAHAMI KONSEP MENYIMAK
 
Oleh: Dini Restiyanti Pratiwi, S. Pd.

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Muhammadiyah Surakarta


Selamat malam dan selamat berjumpa kembali dalam acara Pembinaan Bahasa Indonesia dalam Ruang Pelajar di Radio Republik Indonesia Surakarta bersama saya Dini Restiyanti Pratiwi dari Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Adik-adik pelajar yang budiman, materi yang akan saya sampaikan pada kesempatan malam ini mengenai “Konsep Menyimak”.
Adik-adik pelajar yang budiman, seperti yang kita ketahui bahwa menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa dari empat keterampilan yang biasa disebut dengan caturtunggal berbahasa. Adik-adik pelajar yang budiman, caturtunggal berbahasa, meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Mengapa disebut caturtunggal berbahasa? Karena antara satu keterampilan dengan keterampilan yang lain saling berhubungan. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara kemudian dilanjutkan dengan membaca dan menulis. Biasanya keterampilan menulis disebut dengan keterampilan berbahasa yang paling kompleks, karena untuk dapat menulis seseorang harus memiliki perbendaharaan kata yang cukup yang didapatkan dari keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca.
Adik-adik pelajar yang budiman, selanjutnya setiap keterampilan berbahasa itu erat pula hubungannya dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa karena bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, maka semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Adik-adik pelajar yang budiman, melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.
Baiklah, setelah kita memahami empat keterampilan berbahasa, selanjutnya mari kita pahami konsep keterampilan menyimak. Adik-adik pelajar yang budiman, keterampilan menyimak pernah dianggap oleh ahli bahasa, guru bahasa, dan orang awam sebagai suatu hal yang akan dikuasai oleh manusia normal pada waktunya. Hal itu didasarkan pada asumsi bahwa keterampilan menyimak akan dikuasai secara otomatis, sebagaimana orang bernafas tanpa mempelajari cara bernafas. Banyak orang bertanya apa perbedaan antara mendengar dengan menyimak?.
Adik-adik pelajar yang budiman, perlu adik-adik ketahui bahwa mendengar, mendengarkan, dan menyimak merupakan jenis kegiatan yang berbeda. Coba adik-adik perhatikan dan isilah titik pada wacana yang saya sampaikan berikut ini dengan kata mendengar, mendengarkan, dan menyimak.
Adik-adik pelajar yang budiman, siap menyimak? Mari kita mulai!

Tina sedang asyik mengerjakan PR-nya. Tiba-tiba ia terkejut…suara aneh. Ia pun berhenti belajar, dan ingin mengetahui dari mana suara itu datang. Lama sudah ia…suara itu, tetapi belum juga dapat ia pastikan. Ia mencoba keluar dan berusaha…lebih cermat, meski dengan rasa takut. Di luar ternyata ada ayahnya yang sedang merokok. Tina pun bertanya pada ayahnya apakah…suara itu.

Adik-adik pelajar yang budiman, bagaimana? Apakah Anda sudah mengisi titik-titiknya dengan tepat? Mari kita bahas bersama-sama.

Tina sedang asyik belajar, mengerjakan PR-nya. Tiba-tiba ia terkejut (mendengar) suara aneh. Ia pun berhenti belajar, dan ingin mengetahui dari mana suara itu datang. Lama sudah ia (mendengarkan) suara itu, tetapi belum juga dapat ia pastikan. Ia mencoba keluar dan berusah (menyimak) lebih cermat, meski dengan rasa takut. Di luar ternyata ada ayahnya yang sedang merokok. Tina pun bertanya pada ayahnya apakah (mendengar) suara itu.
Adik-adik pelajar yang budiman, tentu adik-adik sudah dapat membedakan antara mendengar, mendengarkan, dan menyimak bukan? Baiklah, dari wacana di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa kegiatan mendengar adalah kegiatan yang dilakukan tanpa sengaja dan tidak ada maksud untuk mencerna makna dari apa yang didengar, contohnya Anda mendengar pesawat terbang lewat kemudian Anda tidak berusaha lagi untuk memahami lebih lanjut pesawat terbang apa, melaju kearah mana, dan lain-lain. Kegiatan mendengarkan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dengan tujuan sederhana, contoh ketika Anda belajar dengan sengaja Anda membaca sambil memutar lagu yang Anda suka dan ikut menyanyikannya. Sedangkan kegiatan menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung. Jadi, kegiatan menyimak melibatkan pendengaran, penghayatan, ingatan, dan pengertian. Penyimak yang baik seharusnya memiliki rencana dan tujuan.
Adik-adik pelajar yang budiman, sedikitnya ada lima belas ciri penyimak ideal, di antaranya (1) siap fisik dan mental, penyimak yang baik adalah penyimak yang benar-benar siap untuk menyimak, fisiknya segar, sehat, dan dalam kondisi prima diikuti mental yang stabil dan pikiran yang jernih, (2) berkonsentrasi, penyimak yang baik adalah penyimak yang dapat memusatkan perhatiannya pada bahan simakan, (3) bermotivasi, penyimak yang baik selalu mempunyai motivasi yang kuat dalam menyimak. Hal ini didorong dengan adanya tujuan yang ingin dicapai, (4) objektif, penyimak yang baik adalah penyimak yang berprasangka dan tidak berat sebelah, (5) menyeluruh, penyimak yang baik adalah penyimak yang menyimak bahan simakan secara lengkap, utuh, dan menyeluruh.
Adik-adik pelajar yang budiman, selanjutnya (6) menghargai pembicara, penyimak yang baik tidak menganggap enteng dan menyepelekan apa yang disampaikan oleh pembicaranya, (7) selektif, penyimak yang baik tahu memilih bagian-bagian penting dari bahan simakan yang perlu diperhatikan dan diingat, (8) sungguh-sungguh, penyimak yang baik selalu menyimak dengan bersungguh hati. Ia tak akan berpura-pura padahal hati dan perhatiannya berada di tempat lain, (9) tak mudah terganggu, penyimak yang baik tak mudah diganggu oleh hal-hal lain di luar bahan simakan, (10) cepat menyesuaikan diri, penyimak yang baik adalah penyimak yang tanggap terhadap situasi. Ia cepat menghayati dan menyesuaikan diri dengan inti pembicaraan, irama pembicaraan, dan gaya pembicara.
Adik-adik pelajar yang budiman, kemudian (11) kenal arah pembicaraan, penyimak yang baik selalu mengenal arah pembicaraan bahkan sudah menduga ke arahmana pembicaraan berlangsung, (12) kontak dengan pembicara, penyimak yang baik selalu mengadakan kontak dengan pembicara, misalnya memperhatikan pembicara, memberikan dukungan atau dorongan kepada pembicara melalui ucapan singkat, (13) merangkum, penyimak yang baik selalu dapat menangkap sebagian besar isi bahan simakan. Hal ini terbukti dari hasil rangkuman penyimak yang disampaikan secara lisan atau tertulis setelah proses menyimak selesai, (14) menilai, penyimak yang baik selalu menilai, menguji, mengkaji, atau menelaah isi bahan simakan yang diterimanya, dan (15) merespons, sebagai tindak lanjut dari kegiatan penilaian hasil simakan, penyimak menyatakan pendapat terhadap isi pembicaraan yang telah disampaikan.
Adik-adik pelajar yang budiman, itulah tadi paparan saya mengenai batasan menyimak dan ciri ideal seorang penyimak. Dalam pertemuan yang akan datang kita akan membicarakan mengenai strategi pembelajaran menyimak.
Adik-adik pelajar yang budiman, demikianlah siaran Pembinaan Bahasa Indonesia melalui Radio Republik Indonesia Surakarta semoga bermanfaat bagi Adik-adik pelajar dan pendengar sekalian. Selamat malam dan terimakasih.
Sumber:
Samosir, Aldon. “menyimak”. (http://aldonsamosir.wordpress.com/menyimak/)

0 comments:

Posting Komentar

silahkan comment di sini

Template by:

Free Blog Templates